Manusia dan Penderitaan
BAB 1.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup di dunia ini pasti terkadang mengalami yang namanya pendertiaan. Tingkat
penderitaan yang dialami setiap manusia atau individu berbeda-beda. Ada yang
ringan, sedang dan berat sekalipun.
Begitulah realita hidup di dunia. Allah sengaja
memberikan penderitaan atau masalah kepada hambanya untuk menguji diantara
hambanya. Mana di antara hambanya tersebut yang bertakwa dan bersabar terhadap
masalah yang Allah berikan kepadanya. Sesuai dengan firman Allah di dalam
Al-Qur’an :
“...dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (Q.S Al-Baqarah; 177).
B.Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini, sebagai berikut :
1.
Penderitaan
2.
Siksaan
3. Kekalutan
Mental
C.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
:
1.
Untuk mengetahui dan mamahami tentang manusia dan
penderitaan
2.
Untuk menegetahui pengertian, siksaan, dan kekalutan
mental
3. Untuk
menyelesaikan tugas dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia atau orang
dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo Sapiens, berarti manuisa yang tahu, sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
mahluk lain).
Di dalam makahlah ini, kami akan membahas beberapa sub
materi dari Manusia dan Penderitaan. Sub materi tersebut, yaitu Penderitaan,
Siksaan, dan Kekalutan Mental.
A.Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Derita berasal dari bahasa sansekerta dhra yang
artinya menahan atau menggung. Penderita menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
susunan W.J.S Poerwadarminta. Artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang
tak menyenangkan. Dengan demikian, penderitaan merupakan lawan dari kesengangan
atau kegembiraan.
Manusia terdiri daru dua aspek,
yaitu jasmani atau tubuh dan aspek rohani atau jwa. Kedua aspek itu, tidak
dapat dispisahkan, apabila salah satu aspek tersebut hilang dari diri manusia
akan terdapat dua pengertian yang berbeda, yaitu, tubuh tanpa jiwa dinamakan
mayat, sedangkan jiwa tanpa tubuh akan di sebut jin atau setan. Kemudian timbul
pertanyaan. Apakah yang dirasakan oleh tubuh juga mempengaruhi batin ?.
Berikut ini akan diberikan suatu penggambaran tentang
hubungan pendertiaan jasmani dan rohani.
Seorang gadis cantik putrid tunggal seorang kaya mendapat
kecelakaan sewaktu ngebut dengan mobil barunya. Kakinya patah, tubuhnya
menderita luka-luka berat, begitu pula dengan mukanya. Akibatnya ia harus
kehilangan kaki kanannya karena dipotong, tubuhnya penuh jahitan, demikian juga
dengan mukanya yang sebelumnya merupakan kebanggan dirinya dan keluarganya.
Setelah memperoleh kecelakaan dan selama berbulan-bulan di rumah sakit,
penderitaan jasmani sangan dirasakannya. Setiap hari erangan ksakitannya selalu
terdengan dan rintihannya pun tak kunjung padam karena ada syarafnya yang
terganggu. Lebih jauh dari itu, setelah sadar bahwa yang selama ini
dibanggakannya telah lenyap, akhirnya ia menderita batin. Ia merasa tidak
cantik lagi, selain itu kawan-kawan yang seblumnya akrab makin menjauh, ia
makin terasa terpencil dari pergaulan.
Sementara itu, selain dirinya,
keluarganya ikut menderita batin, karean anak kesayangan dan kebanggan yang
iharapkan sebagai generasi penerus dalam keluarga hilang jadinya. Terlebih,
setelah calon besarpun makin menjauh dan hendak memutuskan hubngan dengan anak
gadisnya, harta yang cukup banyak tidak mampu menyelamatkan mereka.
Berdasarkan contoh itu, sebaiknya kita menyadari bahwa
setiap orang, termasuk diri kita akan mengalami penderitaan. Tentunya, bentuk
dan sifat penderiataan itu tidak sama. Setiap orang akan mendapatkan penderitaan
yang bentuk dan sifatnya berbeda-beda.
Penderitaan merupakan salah
satu risiko dalam kehidupan yang telah digariskan oleh Yang Mahakuasa, di
samping kesenangan atau kebahagiaan yang diberikan kepada umatnya. Tetapi,
semua itu diberikan bukan tanpa rencanya. Tuhan menciptakan keduanya, terutama
penderitaan atau kesedihan dengan maksud agar manusia dalam keadaan bahagia
atau sedih, senang atau menderita, selalu ingat kepada-Nya. Hal itu lebih
bersifat ujian. Tetapi, Tuhan tidak pernah memberikan ujian yang melebihi batas
kemampuan manusia. Itulah sebabnya, sebelum memberikan penderitaan, Tuhan
memberikan tanda. Hanya saja, mampukan manusia menangkap atau tanggap terhadap
peringatan yang di berikan-Nya.
Perkembangan dan penyebaran
hasil teknologi modern menyebabkan berita penderitaan meluas dengan cepat lewat
berbagai media massa. Berita sebab-sebab manusia menderita seperti kebakaran,
kelaparan, wabah penyakit, banjir silih berganti mengisi lembaran Koran, layar
tv, radio, dengan maksud agar kita semua menyelesaikan atau mendengarkan dan
ikut merasakan dan megalami dari kajauhan, demikian menurut sapardi joko
damono. Jelas bahwa penderitaan merupakan bagian terpenting dan menarik
perhatian media massa di mana pun. Hal itu disebabkan penderitaan merupakan
bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang akan mengalami penderitaan atau
musibah.
Penderitaan yang disiarkan
melalui berbagai media massa atau yang dialami sendiri uumnya menggugah hati
manusia untuk berbuat sesuatu. Perbuatan itu bermacam-macam sesuai dengan
kerelaan, sesanggupan, kemampuan, dan tekad yang ada padanya. Para dermawan
segera mengirimkan sumbangan untuk meringankan beban si penderita. Sukarelawan
segara bertindak membantu kesulitan yang dihadapi penderita. Pengurus
organisasi segera mengumpulkan sumbangan dari anggotanya untuk dikirim ke
tempat-tempat kejadian.
Dengan mempelajari berbagai
kasus penderitaan, manusia berarti mempelajari sikap, nilai, harga diri,
ketamakan, kesombongan orang, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat memperdalam
dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang
mempelajarinya.
Ditinjau dari sifatnya, penderitaan dapat di bagi menjadi
dua, yaitu penderitaan fisik dan penderitaan batin.
1.
Penderitaan Fisik
Penderitaan fisik adalah perasaan yang tidak menyenangkan
yang di tanggung oleh badan/ jasmani seseorang. Penderitaan termasuk realitas
dunia dan manusia. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang
belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Sebabnya munculnya
penderitaan adalah :
1.
Penderitaan yang timbul disebabkan oleh perbuatan orang
lain
2.
Penderitaan yang timbul karena siksaan/azab Tuhan
1.
Penderitaan Batin
Penderitaan batin adalah perasaan yang tidak menyenangkan
yang di hanya di rasakan di dalam hati atau perasaan yang mengganggu pemikiran
dan jiwa seseorang. Penderitaan batin bisa muncul dikarenakan kehidupan sosial
yang di alami oleh penderita.
B.Siksaan
Siksaan bersal dari kata dasar siksa. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia siksa berarti penderitaan (kesengsaraan dan sebagainya);
hukuman dengan cara di sengsarakan(disakiti). Sedangkan siksaan berarti hasil
menyiksa atau perlakuaan yang sewenang-wenang(seperti menyakiti, menganiaya,
dan sebagainya.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara introgasi
unutk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagi metode
pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang di anggap sebagai
ancaman bagi suatu pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan
sebagai cara untuk memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Berikut adalah contoh-contoh siksaan dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain :
1.
Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita
suatu penyakit. Rasa sakit ni dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin,
besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri
padanya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter juga berkemungkinaan mengalaminya.
Siksaan seperti ini terjadi atas kehendak Yang Mahakuasa. Akan tetapi Allah
menurutkan sebuah rasa sakit kepada hambanya yang beriman bukan untuk menyiksa,
melainkan sebagai penggugur dosa bagi yang tertimpa rasa sakit.
“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa
penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya
dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
1.
Penganiayaan
Penganiayaan merupakan bentuk siksaan fisik yang di alami
oleh seseorang di sebabkan oleh orang lain. Seseorang melakukan tindakan
penganiayaan bisa di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti hasad/dengki,
Tamak, Emosi, ataupun Dendam.
C.Kekalutan Mental
Pengertian kekalutan mental
merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kakacauan dan
kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat
kekalutan mental berarati seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental
dan tak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang
jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental tak
waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan
mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya
seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman
pergaulannya. Hal ini tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat
lagi dalam hidup.
Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah :
1. Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
2. Usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya.
3. Kekalutan
merupakan titidk patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat
banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian
yang lemah
2. Terjadinya
konfilik sosial budaya
3. Cara
pematangan batin
Penderita kekalutan mental banyak terdapat
dalam lingkungan seperti :
1. Kota-kota
besar
2. Anak-anak
muda
3. Wanita
4. Orang
yang tidak berguna
5. Orang
yang terlalu mengejar materi
Secara sederhana, kekalutan mental dapat
dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi, sehingga yang bersangkutan bertingkahlaku secara
kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan
ujian, menggigit-gigit pensil.
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan didalam
makalah ini, dapat kami simpulkan bahwa. Penderitaan merupakan hal yang pasti
di alami oleh setiap manusia. Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah yang
bertakwa lebih baik berserah diri dan bersabar dalam menghadapi setiap
penderitaan atau masalah yang Allah berikan kepada kita.